Jakarta, CNBC Indonesia – Investasi kripto di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor aset kripto terdaftar mencapai 18,25 juta per November 2023.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya merinci, pertumbuhan rata-rata pelanggan kripto setiap bulan lebih kurang 437.900 sejak Februari 2021. Tirta juga menyampaikan nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 104,9 triliun dalam periode Januari-Oktober 2023.
“Walaupun angka ini tidak sebesar periode sebelumnya, potensi industri aset kripto masih sangat besar. Saat ini Indonesia berada di peringkat ketujuh sebagai negara dengan jumlah investor aset kripto terbesar di dunia,” ungkap Tirta, dikutip dari keterangan resmi, Senin, (18/12/2023).
Robby, Chief Compliance Officer (CCO) toko kripto Reku, sekaligus Ketua Umum Aspakrindo-ABI mengatakan, selama tahun 2023, kripto sempat menghadapi beberapa tantangan. Di antaranya isu mengenai platform exchange ilegal hingga tingginya pajak yang membuat investor memilih platform tidak terdaftar.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi yakni layanan aset kripto yang masih terbatas pada spot trading. Menurutnya, kurangnya variasi layanan di industri kripto juga dikhawatirkan dapat berdampak pada appetite investor.
“Untuk itu, Reku terus berupaya merekomendasikan perluasan jenis produk dan layanan di industri kripto demi meningkatkan ketertarikan masyarakat berinvestasi kripto,” tambah Robby.
Di platformnya sendiri, Reku mencatat pertumbuhan volume transaksi jual-beli aset kripto sebanyak dua kali lipat selama tahun 2023. Selain itu, volume transaksi fitur staking di Reku juga meningkat sebanyak 150 persen selama Kuartal III. https://perjuangangila.com/