Janji Agus Subiyanto Saat Jabat Panglima TNI: Netralitas-Pasukan Drone

Jakarta – Jenderal Agus Subiyanto akan dilantik hari ini oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Panglima TNI di Istana Negara. Jenderal Agus mengucapkan sejumlah janji saat menjabat Panglima TNI nanti.
Salah satunya soal netralitas di Pemilu 2024 hingga soal rencana pembentukan pasukan drone. Belum ada genap satu bulan Jenderal Agus menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Dudung Abdurrachman.

Berikut janji-janji Jenderal Agus Subiyanto saat menjabat Panglima TNI:

1. Bentuk Pasukan Drone
Jenderal Agus Subiyanto mengusung visi TNI Prima (Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif) dalam kepemimpinannya nanti sebagai Panglima TNI. Dalam aspek profesional, Agus berencana membentuk pasukan drone.

“Kalau untuk misalnya saya tadi untuk profesional itu, saya akan membentuk pasukan drone saya, drone-nya itu dari PT LEN bisa. Pokoknya kita Inhan yang ada nanti, kita tadi itu TOT, TOK, transfer of technology, transfer of knowledge,” kata Agus dalam wawancara khusus dengan detikcom di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Kamis (16/11).

Agus, yang kini sudah disetujui Komisi I DPR sebagai Panglima TNI, mengatakan pemanfaatan teknologi mutakhir harus terus dilakukan di internal TNI. Evaluasi pun bakal dilakukan jika memang ada kekurangan dalam pelaksanaannya.

“Jadi kita harus seperti itu, kalau nggak, ya nggak maju, kita harus paksakan seperti itu. Kalau ada kekurangan ya kita evaluasi, misalnya drone-nya seperti apa nih, apakah drone setingkat kompi itu beda, berarti kompi bergerak, peleton bergerak drone-nya itu hanya untuk meninjau aja misalnya, kompi itu bergerak, peleton,” ujar Agus.

Agus menceritakan pengalamannya saat operasi di Timor Timur. Saat itu, kata Agus, TNI masih menggunakan informasi untuk melacak keberadaan musuh.

“Kalau sekarang tidak seperti itu, sekarang perangnya sudah pakai drone,” ujar Agus.

“Ada perubahan-perubahan menggunakan tadi alutsista yang modern, kita sudah mulai ke situ. Nanti akan mula kita organisasikan, akan lihat di kompi drone seperti apa, di batalion seperti apa, di brigade seperti apa, spec tech drone-nya itu,” sambung Agus.


2. Netralitas TNI
Jenderal Agus Subiyanto menjamin netralitas TNI di Pemilu 2024. Agus, yang kini telah disetujui Komisi I DPR menjadi Panglima TNI itu, mengatakan ada Sapta Marga TNI yang menjadi pedoman setiap prajurit dalam melaksanakan tugas.

“Ya biar aja sih kan penilaian dari masyarakat kan boleh-boleh saja. Tetapi kan saya profesional aja. Karena kita kan ada sumpah prajurit, sapta marga kita ke situ aja. Masalah netralitas juga kan sudah ada UU nya, masyarakat sudah cerdas kok sekarang memilih siapa,” kata Agus dalam wawancara khusus detikcom di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Kamis (16/11).

Sumpah Prajurit dan Sapta Marga merupakan pedoman dan kode etik yang harus ditaati oleh setiap prajurit TNI. Sapta Marga terdiri dari tujuh prinsip yang terdiri dari kesetiaan terhadap NKRI yang bersendikan Pancasila hingga senantiasa berbakti kepada bangsa dan negara.

Kembali ke pernyataan Agus. Agus mengatakan dirinya dengan Kapolri bersama para kepala staf angkatan akan terus mengajak masyarakat untuk menjaga Pemilu berjalan aman dan lancar. TNI dan Polri terus bersama-sama masyarakat menggaungkan deklarasi Pemilu damai.

“Saya dengan Kapolri, para kepala staf angkatan, pangdam, kapolda, muter untuk deklarasi damai Pemilu 2024. Itu yang harus kita gaungkan di masyarakat, sementara elite politik di sini ribut, kita gaungkan di bawah di masyarakat di masyarakat kita gaungkan deklarasi damai, jadi semuanya damai, damai, damai,” ujar Agus.

3. Pendekatan ‘Smart Power’ Bebaskan Pilot Susi Air

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menekankan berkomitmen mengedepankan pendekatan ‘smart power’ dalam menangani konflik Papua, termasuk membebaskan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens, dari KKB. Agus berharap, dengan pendekatan itu, persoalan pilot Susi Air bisa selesai dalam waktu dekat.

“Kita sebenarnya akan tadi itu ya, smart power, kita akan mengedepankan dialog. Insyaallah bisa selesai dalam waktu dekat,” kata Agus seusai fit and proper test calon Panglima TNI di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (13/11).


Agus menjelaskan ‘smart power’ merupakan kombinasi antara ‘hard power’ dan ‘soft power’ di TNI. Agus menyampaikan pendekatan ‘hard power’ yang dilakukan prajurit TNI adalah dengan melakukan siaga tempur, sedangkan ‘soft power’ dilakukan dengan mendorong kesejahteraan di Papua yang menggandeng berbagai kementerian/lembaga terkait.

“Untuk mengatasi konflik vertikal seperti masalah di Papua. Pendekatan ‘smart power’ yang merupakan kombinasi antara ‘hard power’, ‘soft power’, dan diplomasi militer mutlak dilakukan,” kata Agus.

“‘Hard power’ melalui siaga tempur untuk menghadapi kombatan dalam penegakan hukum. ‘Soft power’ dengan mendukung percepatan pembangunan dan kesejahteraan di Papua. Pendekatan ‘soft power’ tersebut dilakukan secara bersama-sama bersinergi antara TNI dengan semua kementerian/lembaga serta para pemangku kepentingan terkait,” lanjut Agus.

4. Bentuk Angkatan Siber

Jenderal Agus Subiyanto mengatakan akan mengkaji rencana pembentukan Angkatan Siber, lalu membentuk kelompok kerja (pokja). Agus menyinggung matra ini sudah ada di negara-negara lain.

“Memang siber ini di negara-negara lain sudah jadi satuan sendiri, nanti kita akan mengkaji, kemudian membuat pokja,” kata Agus seusai fit and proper test calon Panglima TNI di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (13/11). https://clasicccop.com


Agus menyebut akan membangun matra siber tersebut untuk menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan negara. Hal ini, sebutnya, akan merujuk pada perkembangan lingkungan strategis (banglingstra) teraktual di TNI.

“Memang siber akan saya besarkan untuk menghadapi tantangan ancaman gangguan dan hambatan yang sesuai dengan banglistra yang terjadi,” kata Agus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*